Senin, 13 Juni 2016

Masjid Al Ridwan, Masjid Ridwan Kamil-Liburan Ke Bandung

Mumpung libur belum habis, kali ini kami ingin ajak anak-anak ke Bandung. Rencananya kami berangkat pagi-pagi sekali, supaya banyak waktu untuk keliling Bandung. Apa daya adaa aja yang harus dikerjakan pagi-pagi. Akhirnya berangkat pun molor sampai jam 10.

Tujuan utama ke Bandung kali ini adalah mengunjungi tempat-tempat wisata yang "instagrammable" di seputar Lembang. Saya pernah lihat foto teman dari salah satu tempat wisata di sana, tampaknya menarik sekali lokasinya. 

Saat di jalan tol,saya browsing tempat-tempat wisata di Lembang. Mendadak saya tertarik mampir ke masjid karya walikota Bandung, Ridwan Kamil. Masjid ini terletak di Kota Baru Parahyangan, dekat exit tol Padaleunyi. Untung belum kelewatan pintu tolnya. Kebetulan ketika itu sudah masuk waktu sholat dzuhur.

Begitu masuk kompleks Kota Baru Parahyangan, tak lama nampak bangunan masjid yang tak biasa, persis dekat sekolah Al Irsyad. Rupanya "masjid Ridwan Kamil" itu bernama Masjid Al Irsyad. Bentuknya kubus, dengan dinding berlubang-lubang yang terangkai membentuk lafadz Laa Illaa Ha Illallah. 



Pada bagian mihrab (tempat imam memimpin shalat), tidak ada dinding, sehingga kita bisa melihat pemandangan di depannya. Tepat di depan mihrab ada kolam kecil dengan batu besar bulat, dengan lafadz Allah di tengahnya.








Di langit-langit masjid tergantung lampu-lampu berbentuk kotak-kotak. Saya tidak hitung berapa jumlahnya, tapi mungkin 99 buah, karena pada kap lampu-lampu itu bertuliskan nama-nama Allah (asma-ul husna).



Pemandangan sekitar masjid begitu asri, dengan toilet yang bersih. Sayang saat kami berkunjung sedang turun hujan, jadi kurang bisa mengambil foto-foto dari sisi yang bagus.






Menginap di Hotel Stevie G-Liburan ke Bandung

Liburan sekolah sudah hampir berakhir. Anak-anak, terutama si sulung pingin diajak jalan-jalan ke Bandung.

Akhirnya mulailah saya browsing hotel yang cocok di kantong dan di hati. Hehe.. Seperti biasa, saya selalu cari hotel dan tiket di beberapa situs, supaya ketemu yang paling pas. Biasanya saya buka di Agoda, Traveloka atau Trivago.

Kali ini saya ingin mengajak keluarga menginap di hotel yang unik. Setelah dicari-cari, dapatlah Hotel Stevie G karena beberapa alasan :

  • Letak hotel ini di jalur ke arah Lembang (karena kami ingin berwisata di sekitar Lembang) dan tidak jauh dari kota
  • Harga kamarnya cukup murah (dengan penawaran dari Agoda)
  • Dekorasinya unik, mulai dari resepsionis sampai tema kamarnya yang berbeda-beda, "instagrammable" banget :D


Kami sampai hotel sekitar pukul 15.00. Kebetulan jam check in hotel adalah pukul 14.00, jadi waktunya sudah pas.


Anak saya yang terkecil senang sekali melihat ruang resepsionis yang didekorasi unik, dengan patung-patung domba di tengah ruangan. Sayangnya petugas resepsionis kurang ramah menyambut tamu. Mungkin dia lelah karena kawan-kawannya belum balik dari cuti lebaran..


Setelah diberi kunci, kami langsung masuk ke kamar 106 yang posisinya agak mojok dekat tangga. Ketika masuk, aroma kamar kurang sedap, sehingga jendela harus dibuka lebar supaya udara luar masuk menggantikan aroma itu.

Untungnya dekorasi kamar yang unik segera menggantikan kekecewaan kami akibat aroma kamar yang tak enak. Kamar kami bertema Deer Hunter alias Pemburu Rusa. Tiap kamar di Stevie G memang diberi nama sesuai temanya.







Dinding kamar diberi wallpaper bernuansa hutan. Figur kepala rusa ditempel di salah satu dinding kamar. Di sisi lain digantungkan dummy senapan laras panjang. Lampu yang digantungkan di tengah ruangan pun unik, dengan bentuk bulat, kembang-kembang, sehingga memantulkan bayangan bunga ke dinding kamar.





Tempat tidur hanya ada 1 buah tapi cukup besar, untuk menampung saya, suami dan 2 anak perempuan kami. Anak laki-laki kami tidur sendiri di sofa yang juga cukup besar untuk menampung tubuhnya yang bongsor. Tersedia pula 4 buah bantal besar yang empuk-empuk. Lumayanlah buat istirahat semalam.



Kami hanya "numpang tidur" di hotel ini, karena memang niatnya ke Bandung ingin jalan-jalan. Pagi hari pun kami tidak sarapan di hotel. Tapi kami mendapatkan free welcome drink berupa lychee tea yang kami minum pagi itu di restoran.

Tangga cukup tinggi menuju restoran
Dekorasi ruang resto yang unik


Bar di resto, tempat minum welcome drink

Meja-kursi resto dengan view lembah ke arah Bandung

Tempat duduk-duduk di resto yang cukup nyaman

Posisi restoran di depan hotel, dengan tangga yang cukup tinggi untuk mencapai ruang makan. Tempat ini kurang bisa direkomendasikan untuk warga lansia, karena terlalu banyak tangga. Tapi buat Anda yang suka selfie, hotel ini cukup "instagrammable".


Rabu, 29 Juli 2015

Liburan di Atlantis Water Park

Masih suasana libur, kami ajak anak-anak dan keponakan ke Atlantis Water Adventure, Ancol. Hari ke-6 Lebaran rupanya masih banyak yang belum balik ke Jakarta.  Terbukti dengan jalanan yang masih cukup lengang. Pasar Minggu-Ancol hanya ditempuh dalam waktu setengah jam, normalnya kalau lalu lintas padat, bisa 1-2 jam!

Sampai di Ancol, kami makan siang dulu di pantai. Berbekal masakan saya sendiri : nasi, ayam goreng, tumis buncis, sambal dan lalap timun. Walaupun sederhana, tapi suasana makan bersama di tepi pantai yang  beda dari biasanya membuat rasa hidangannya maknyuss... ^__^

Sederhana tapi nikmat :p



Foto-foto dulu di pinggir pantai sebelum lanjut renang... :D

Setelah perut terisi, tiba saatnya ngadem di tempat tujuan utama hari ini : ATLANTIS WATER ADVENTURE ! :D
Tiket masuk Atlantis per orang Rp. 150.000. Lumayan mahal, karena masih holiday season.. tapi ya sudahlah, sekali setahun.. Lagi pula saya penasaran dengan kolam apung yang katanya bisa mengapung sendiri di kolam ini walau tak bisa berenang. 


Banyak orang yang memanfaatkan hari-hari terakhir liburan ke Atlantis ini. Berhubung semua tempat duduk dan meja penuh, kami terpaksa "ngampar" di tepi kolam, dekat ruang ganti baju. Di Atlantis, kita boleh bawa peralatan piknik, mulai dari tikar, minuman sampai makanan sendiri, tampa perlu takut digeledah petugas, seperti di beberapa water park lain. Sayangnya saya lupa bawa tikar.. jadi terpaksa tas-tas kami digeletakkan saja di bawah pohon. Toh kami juga sudah makan, saya rasa kami tidak akan butuh banyak duduk-duduk di tepi kolam.

Setelah beres ganti baju, sebelum nyemplung, semua barang berharga seperti dompet dan telepon selular kami amankan di loker.

TIPS BERGUNA !
Jika Anda ingin menyewa loker dan ban (sangat dianjurkan supaya aman dan nyaman ketika bermain di Atlantis), loket pembayaran sewa loker dan ban terletak di dekat gerbang masuk.  Jadi, ketika masuk dari gerbang Atlantis, sebelum ganti baju, sebaiknya langsung mampir ke loket ini untuk sewa loker dan ban, supaya tidak mondar-mandir.

Berikut ini DAFTAR HARGA SEWA BAN & LOKER yang saya dapat dari http://bit.ly/sewa-loker-atlantis-ancol

Ban Double                Rp.  60.000,- / 4 Jam    deposit Rp.  60.000,-       Total Rp.120.000,-
Ban Single                 Rp.  30.000,- / 4 Jam    deposit Rp.  30.000,-       Total Rp.  60.000,-
Loker Standar            Rp.  30.000,- / Hari        deposit Rp.  30.000,-       Total Rp.  60.000,-
Loker Family             Rp.  60.000,- / Hari        deposit Rp.  40.000,-       Total Rp.100.000,-

Loker ada di ruang ganti baju. Untuk menitip barang di loker, kita harus membeli koin Rp. 30.000 (untuk loker standar) plus deposit Rp. 30.000. Uang deposit bisa diambil kembali dengan menyerahkan koin dan tiket sewa loker. Koin yang didapat digunakan untuk mengunci loker. Rupanya loker yang disewa ini bisa dibuka-tutup, jika kita butuh mengambil sesuatu setelah menguncinya. Kita akan diberi kunci loker yang disangkutkan dengan gelang karet.

Begitu juga penyewaan ban. Ban double Rp. 60.000/4 jam dengan deposit Rp. 60.000. Kalau tidak cukup uang untuk deposit, bisa membayar Rp. 65.000. Kalau ingin mengambil uang deposit, kembalikan ban dan tiket bukti sewa ke loket penyewaan. Supaya tidak hilang, tiket bukti sewa bisa disimpan di dalam loker.
Wahana pertama yang kami coba adalah Kolam Arus. Wahana ini sekaligus mengantarkan kami untuk ke wahana berikutnya, yaitu Kolam Ombak yang beroperasi setiap jam sekali sampai dengan jam 17.00. 

Selanjutnya kami mencoba ke wahana Crazy, yang konon merupakan wahana seluncur air terpanjang di Indonesia. Ada 2 seluncuran di situ. Yang satu berupa tabung panjang berwarna ungu, yang satu berupa seluncuran terbuka berwarna biru-kuning. Menurut saya lebih seru yang warna biru-kuning, karena kita bisa meluncur lebih cepat. Tapi jika ingin menikmati wahana ini, harus sabar-sabar mengantri dan menaiki tangga menuju seluncuran yang tinggi dan cukup membuat nafas ngos-ngosan :D


Dari atas Crazy, saya mencari-cari di mana kira-kira kolam apung berada.. kok seperti tidak ada papan penunjuknya. Akhirnya saya tanya petugas penjaga seluncuran dan jawabannya mengecewakan... wahana itu SUDAH TUTUP setahuh lalu !! Hwelahdalahhh.... :'( 

Kolam yang dulunya dipakai untuk kolam apung, sekarang sudah menjadi kolam main untuk anak-anak kecil. Akhirnya kami menutup hari bermain air di Kolam Tanding yang ada air terjunnya untuk pijat punggung. Lumayan untuk mengobati kekecewaan.

Secara keseluruhan, tanpa Kolam Apung, menurut saya Atlantis Water Adventure masih kalah seru dengan Snow Bay di Taman Mini dan The Jungle di Bogor. Karena fasilitasnya standar, kolam arus, kolam ombak, kolam anak dan kolam berseluncur. Bandingkan dengan Snow Bay yang kolam ombaknya bisa dirasakan sampai di kolam arus dan ada kolam spa plus jacuzzy. Tiket masuknya pun sudah plus sewa ban. Atau The Jungle yang punya seluncuran lebih banyak dan wahana yang lebih variatif.





Sabtu, 25 Juli 2015

Alternatif cedera lutut

Buat kamu yang cedera sendi dan otot akibat olah raga atau benturan dan cari alternatif selain dokter, di daerah Kelapa Gading Jakarta Utara ada spesialis sendi, namanya bp. Hendro Gunawan.
Entah apakah beliau ini dokter atau sinshe, para pasien ada yang memanggilnya dokter, ada yang bapak saja, juga ada yg sebut sinshe. Kartu nama dan rumah tempat beliau praktek tidak mencantumkan titelnya.

Rifa, anak pertama saya, aktif bergerak dan hobi olah raga, terutama Hockey. Sudah beberapa kali dia kena cedera di lutut dan bahu. Lutut kanan kiri sudah pernah kena sambit bola hockey yang lumayan keras, plus jatuh dengan posisi berlutut. Bahunya sempat nyeri gara-gara benturan dengan sesama pemain saat tanding.

Dasar anak aktif, keluhannya tidak dirasa-rasa, tetap saja dia ikut berbagai macam kegiatan fisik, seperti Pramuka, Paskibra, belum lagi dia harus berjalan kaki cukup jauh dari asrama  ke sekolah di lingkungan pesantrennya.

Nyeri lututnya baru dia rasakan ketika pulang libur semester. Jalannya sampai pincang-pincang.
Berbekal kartu nama yang diberi teman main hockey-nya, saya pun segera membawa Rifa terapi ke sinshe Hendro Gunawan.

Lokasinya di Jl. Gading Indah Utara VII NH 12 No. 18, Kelapa Gading. Jam praktek pagi 8.00-11.00, dan sore 15.00-17.00. Hari Minggu/ hari besar hanya praktek sore hari.

Patokan posisi klinik sinshe Hendro, dari Mall Of Indonesia (MOI) ke bunderan Mall La Piazza, lalu belok kiri ke arah Mal Kelapa Gading (MKG). Di pertigaan Masjid Al Musyawarah yang terletak di samping MKG belok kanan, luruuus saja, lalu masuk gerbang komplek Gading Indah.

Dari gerbang masih lurus, mentok belok kanan, setelah melewati Taman Toga, ketemu Jl. Gading Indah Utara VII. Rumah sinshe sederhana, berpagar oranye dengan plang keciil seperti kartu namanya yang diperbesar.

Kartu nama Hendro Gunawan
Saat kami datang, sudah ada satu pasien yang sedang diterapi. Ketika tiba gilirannya, Rifa ditanya keluhannya, lalu sang sinshe langsung mengurut lutut yang dikeluhkan sakit. Menurut sinshe Hendro, otot lututnya sobek, sehingga harus disuntik. Setelah itu, dia mengurut kembali lutut Rifa dengan alat pijat.

Biaya pengobatan ke sini tidak dipatok, alias sukarela, jika tidak ada suntikan atau obat yang harus diberikan. Di meja sinshe disediakan amplop-amplop angpao berwarna merah untuk memasukkan uang pembayaran. Rata-rata orang kasih Rp. 100.000 per kedatangan.

Amplop angpao di meja



Shinse Hendro sedang memberi konsultasi
Jika shinse sedang berhalangan, ada asisten yang siap menggantikannya. Namanya Aming. Dia juga cukup terampil dan ramah kepada semua pasien.
Aming, asisten sinshe Hendro
Kalau ingin datang ke sini, sebaiknya dikonfirmasi dulu lewat sms, khawatir shinse sedang pulang kampung ke Wonosobo. Karena saya pernah 2 kali "kecele" datang saat beliau sedang liburan.

Sudah beberapa kali Rifa diterapi di sini, alhamdulillah hasilnya memuaskan :)


Air mineral bermotif kartun di ruang tunggu, disukai anak-anak



Selasa, 21 Juli 2015

Lebaran.. "Wisata Makam"

Idul Fitri di berbagai daerah Indonesia, selalu dirayakan dengan suka cita. Hari nan Fitri ini dimanfaatkan untuk menyambung silaturahim dengan kerabat, baik yang masih hidup, maupun yang sudah almarhum.

Dengan yang masih hidup, kita saling mengunjungi, bersalam-salaman sambil bermaafan, berbagi cerita dan keceriaan.

Yang sudah wamnya, dibersihkan, diberi bunga dan arwah almarhum didoakan agar dosa-dosanya diampuni dan diberi tempat terindah di sisi Allah SWT.

Di hari ke-5 Lebaran kali ini, kami berkunjung ke makam salah satu Om saya, almarhum Ir. Setiadi Reksoprodjo. Beliau adalah Menteri Penerangan RI pertama dan mantan Menteri Kelistrikan dan Energi. Pak de atau Om Tadi, begitu kami sebut beliau, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata

Berhubung sudah sejak pak de wafat  belum pernah nyekar lagi, saya jadi lupa lokasi makamnya. Setelah tanya-tanya petugas penjaga makam, baru saya tahu, rupanya di TMP Kalibata makam para pahlawan dikelompokkan menurut tahun wafatnya.

Makam Pak De Setiadi

Makam pahlawan di Kalibata ini memang pantas disebut "Taman" karena sangat rapi dan terawat. Di bawah setiap nisan, diletakkan helm pejuang berwarna perak. Tanaman dan pepohonan diatur untuk mempercantik dan meneduhkan jalan setapak di sekeliling taman. Di bagian depan TMP, ada dinding panjang yang berukirkan nama-nama pahlawan berdasarkan tahun wafatnya.


Perjalanan kami lanjutkan ke Bogor, ziarah ke makam almarhumah kakak, beberapa om, tante dan sepupu saya, di pemakaman Giri Tama, Tonjong. Komplek pemakaman ini juga tertata rapi, ditata menjadi cluster atau kelompok-kelompok komplek kecil berisi beberapa kavling makam. Tiap cluster diberi nama bunga, seperti Bougenville, Chrysant, Lavender, dan lain-lain.




Suasana makam di Giri Tama seperti taman bunga, walaupun tidak semua tanamannya berbunga. Ada beberapa gazebo yang disediakan untuk tempat duduk peziarah. Suasana makam seperti itu jauh dari kesan angker.

Jalan di tengah kompleks makam Giri Tama, Tonjong, Kab. Bogor

Nyekar atau ziarah ke makam mengingatkan kita akan masa depan yang sudah pasti, yaitu kematian. Membuat kita selalu ingat untuk beribadah dan melakukan kebaikan di dunia ini. Kunjungan ke makam kerabat keluarga juga bermanfaat untuk mengenang silsilah keluarga, terutama bagi anak cucu supaya kenal dengan para leluhurnya.

Minggu, 19 Juli 2015

Libur Lebaran di Mall

Saat lebaran biasanya para asisten rumah tangga mudik ke kampung halaman masing-masing. Para majikan yang ogah kerepotan dengan pekerjaan rumah tangga dan punya kelebihan uang bisa memilih liburan ke hotel atau keluar kota. Sementara yang budgetnya terbatas, harus bersyukur bisa berkumpul bersama keluarga saat libur, berbagi tugas rumahan, berwisata seputar kota tempat tinggal.

Tahun ini, libur lebaran kami nikmati di Jakarta saja. Menjelang sore di hari kedua lebaran, anak-anak dan keponakan saya mulai bosan di rumah. Mereka ngajak nonton bioskop. Harga tiket nonton sekarang Rp.60.000. Kalau mbayarin 3 anak+2 keponakan, banyak juga yaa... sementara kebutuhan lain masi banyak euyy.. Terpaksa deh anak2 pakai uang angpao masing-masing. Hehee maaf ya anak-anak... ortu kalian lagi tongpes nih..

Cari-cari jadwal nonton bioskop sekitar Depok di www.21cineplex.com kok ga ketemu-ketemu... eealahh ternyata salah input lokasi... Depok di website itu masuknya wilayah Bogor, bukan Jakarta.

Hari itu, 18 Juli 2015, film yang menarik menurut saya hanya Ant Man. Tapi anak-anak lebih kepingin nonton Comic 8, komedi lokal yang menampilkan para stand up komedian alias komika.

Datang ke Margo City sudah jam 18.30. Film mulai jam 19.00. Tempat duduk yang ada tinggal 6, itu pun baris paling depan, padahal kami ber-9. Terpaksa deh nonton yang jam 21.25...

Sambil nunggu waktu, anak-anak lelaki nyebrang ke Detos, cari sandal titipan atok alias kakek mereka. Saya dan anak-anak perempuan melipir ke toko buku Gunung Agung.

Di tengah "perjalanan" menuju toko buku, banyak kios dekat food court yang menawarkan jajanan berbentuk unik. Ayin dan Rifa kepingin beli es krim. Saya juga penasaran karena melihat tampilan gerai dan bentuk yang tidak seperti es krim kebanyakan.

Ayin dan saya mencoba es krim ala Korea, namanya Jeju, dengan bentuk cone seperti huruf J. Cone-nya lebih tebal daripada ice cone biasa, teksturnya mirip snack Momogi, tapi lebih padat dengan rasa agak manis. Pilihan rasa es Jeju saat itu hanya strawberry dan green tea. Saya pilih dua-duanya. Ayin lebih tertarik yang strawberry. Sayangnya, menurut saya, dengan harga Rp.18.000, rasa jajanan ala korea itu tak seunik tampilannya.. :(

Lain dengan Rifa, dia pilih Es Krim Uncle Singapore. Sebenarnya menurut saya rupa es krim itu biasa aja. Mirip kayak es puter abang-abang keliling yang disajikan dengan selembar roti tawar. Hanya saja es krimnya lebih padat, berbentuk kotak, dan roti tawarnya berwarna warni pastel yang cantik. Sepotong es kirim berlapis roti itu dibanderol Rp 16.000. Rasanya? Ehmmm... biasa aja..

Tak terasa, jam sudah menunjukkan 21.00, pintu teater 2 sudah dibuka. Kami pun bergegas masuk ruang bioskop.

Film Comic 8 : The Casino King dibuka dengan adegan para komika yang terbuang di sebuah pulau penuh buaya raksasa. Meskipun beberapa adegannya cukup kejam karena ada beberapa orang yang ceritanya dimakan buaya, tapi dasar pelawak, tetap saja banyak sisipan kekonyolannya.

Alur film yang maju mundur membuat agak membingungkan di awal. Untungnya akting para komika bikin filmnya cukup menghibur. Ceritanya para komika direkrut menjadi agen rahasia untuk membongkar pusat perjudian King Casino. Setelah nonton hampir 2 jam, ternyata film itu baru sekuel pertama dari The Casino King. Jadi masih harus lanjut bagian kedua Februari 2016 mendatang !

Keluar dari bioskop, Mall sudah sepi dan gelap. Ya iyalah.. sudah hampir jam 12 malam! Tapi anak-anak masih belum ngantuk..malah minta makan! Astaga.. Untunglah di Margonda ada KFC buka 24 jam. Jadilah kami tutup acara nge-mall lebaran dengan makan ayam si kakek Sanders..

Jumat, 17 Juli 2015

LEBARAN TIBA.. LEBARAN TIBA...

Setelah sebulan penuh beribadah puasa, tiba sudah Hari Kemenangan. Idul Fitri tahun ini alhamdulillah disambut dengan kekompakan, karena umat Islam se-Indonesia merayakannya serempak pada Jumat, 17 Juli 2015. Tidak ada perbedaan hari seperti tahun-tahun sebelumnya. Lapangan dan masjid yang dijadikan lokasi sholat Ied pun menjadi lebih ramai oleh jamaah yang lebur dalam kebahagiaan hari nan Fitri.



Kali ini kami berlebaran di Jakarta saja, mengingat orang tua saya sedang diundang kakak yang tinggal di Jerman bersama keluarganya. Anak-anak sudah sejak semalam menginap di rumah "uci dan atok" alias rumah mertua saya di Depok.

Setiap tahun, anak-anak kami memang lebih suka ber-hari pertama dan kedua-Lebaran di sana, karena setelah sholat Ied, mereka akan keliling di seputar perumnas tempat tinggal uci dan atok, bersama anak-anak lainnya. Bukan sekedar karena di sana lebih rame (dibandingkan dengan suasana di rumah ortu saya yang lokasinya di pinggir jalan besar dan jarang ada anak-anak kecil), tapi juga karena ada tradisi seperti "Trick or Treat"-nya Halloween! Anak-anak yang berkunjung dan bersalaman ke tetangga-tetangga akan mendapat....ANGPAO ! Selain itu keluarga suami yang dikunjungi maupun yang berkunjung ke rumah mertua pun tak lupun turut "menyawer" anak-anak.

Yang sibuk ngitung "hasil buruan" hari pertama :D


Tradisi memberi angpao kepada anak-anak kecil saat Lebaran ini tidak pernah saya alami waktu kecil. Di keluarga saya tidak ada kebiasaan seperti itu. Saya dan kakak-kakak sudah cukup hepi ketika diajak "pulang kampung" ke Magelang saat eyang saya masih ada, wiskul selama perjalanan, lalu berkunjung ke rumah para kerabat sambil mencicipi kue-kue dan hidangan khas lebaran, seperti kaastengel, nastar, pastel isi abon (hanya ada dan nikmat saat kami berlebaran di Magelang!), opor ayam, ketupat, sambel goreng ati dan capcay.

Sejak menikah dengan suami yang beda suku, barulah terasa indahnya perbedaan.. ^_^

Ayah mertua orang Pontianak, ibu mertua orang Padang. Lebaran dipersatukan dengan ketupat, opor ayam, sayur labu dan rendang. Meskipun menunya sekilas mirip.. tetap ada ketupat dan opor, tapi yang namanya "rendang" sebelum saya menikah, tidak pernah ada dalam susunan menu Lebaran. Selain bukan tradisi Jawa, bikinnya juga susah dan lama... hehee.. :p

Ada yang unik ketika kami berlebaran di Pontianak tahun 2006. Di sana, setiap kali berkunjung ke rumah kerabat, ada kue yang selalu dihidangkan : LAPIS LEGIT ! Mulanya nikmat sekali mencicipi kue nan manis dan legit itu, sesuai namanya.. Tapi saat harus berkunjung ke 10 rumah dalam sehari dan memakan kue yang sama (meskipun tampilannya beda-beda, ada yang garis-garis, ada yang kotak-kotak, ada juga yang digulung), dari enak lama-lama jadi enek juga...  x-p

Tradisi lain khas Lebaran adalah mengunjungi sanak saudara, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat (maksudnya nyekar alias mengunjungi makam). Biasanya pada hari pertama, kami berkunjung ke rumah-rumah Om dan Tante dari suami. Hari kedua kami stand by di rumah mertua, menyambut kunjungan keluarga adik-adik mertua ke sana.

Saat menyusuri jalanan menuju rumah-rumah kerabat di hari pertama Idul Fitri, terasa benar kepadatan ibukota.. Walaupun sudah ditinggal mudik sekitar 6 juta penduduknya, jalanan tetaap saja macheett bin fadat.. Apalagi Lebaran tahun ini semua umat merayakan di hari yang sama, makam-makam pun jadi penuh pengunjung, seperti pasar. Mungkin kalau para arwah bisa berkomunikasi, mereka pun senang sekali dengan ramainya kunjungan para kerabatnya.

wefie sambil nunggu macet

Pernah terpikir mengapa Idul Fitri di Indonesia disebut "Lebaran"? Menurut versi yang pernah saya baca-baca di "kitab" Google dan "riwayat" BC alias BroadCast message di medsos, kata Lebaran punya banyak makna. Dalam bahasa Jawa, "lebaran" mungkin asal katanya dari kata "lebar" (huruf "e" dibaca seperti "e" pada kata "empat"), sehingga menghasilkan arti "sudahan". Bisa jadi maksudnya bulan puasa sudah usai, wis bar.. terus lebaran dirayakan/disyukuri bersama keluarga.

Ada juga yang memaknai "Lebaran" sebagai sesuatu yang bertambah lebar. Secara positif diartikan sebagai pintu maaf yang terbuka lebar dari Sang Pencipta dan sesama. Di sisi lain, ada juga yang bertambah lebar, terutama jika nafsu makan tidak bisa dikontrol akibat terpancing variasi hidangan bersantan, berminyak, berlemak, rendah serat, tinggi karbo dan kolesterol.. hehhh... jadilah BADAN yang LEBARAN... hahaa....

Apapun maknanya, Lebaran memang hari paling istimewa se-Indonesia, sekali lagi, versi saya :D. Karena hanya pada hari itu libur nasional yang paling dirasakan dampaknya, baik oleh umat muslim yang merayakan, maupun yang tidak merayakan. Yang tidak merayakan bisa ikut berlibur, atau "melarikan diri" dari rumah yang ditinggal asistennya, menginap di hotel atau di luar kota. 

Selamat Merayakan Lebaran dan menikmati Liburan.. tapi jangan sampai badan ikutan Lebaran yaa.. ^__^